04 Maret 2008

Aku dan Tanah Longsor

Tiinn…tiiinn…klakson mobil memanggilku. Time to go back to Kediri. Yah…rutinitas setiap hari minggu malam. Malam itu hujan mengguyur bumi, tidak deras namun tiada henti…Langkahku berat meninggalkan rumah, harap-harap cemas dengan cuaca seperti itu. Kumantapkan hatiku, aku harus tetap berangkat.
Entah mengapa, malam itu aku tidak bisa memejamkan mata, padahal biasanya rasa kantuk langsung menyergap. Kukeluarkan MP3 playerku, kuputar beberapa lagu umtuk mengisi keheningan. Udara di luar sangat dingin, jalanan gelap gulita, menambah kebekuan di dalam mobil.
Tiba-tiba terdengar suara ringtone handphone milik sopir travel, sayup-sayup terdengar pembicaraan tentang tanah longsor. Segera kulepas salah satu earphoneku. Agar bisa mendengar jelas pembicaraan mereka. YA! Barusan terjadi longsor! Di jalan yang biasa kami lewati! Jantungku berdesir, aku langsung membayangkan tebing-tebing tinggi di sepanjang jalan. Tebing seperti itukah yang longsor? Tidak bisa dipungkiri jalan Malang-Kediri memang rawan longsor, tapi belum pernah kubayangkan akan terjadi ketika aku sedang di perjalanan.
Tak berapa lama, sopir mengerem mendadak, kulihat kerumunan pemuda dari balik jendela mobil, mereka antusias mengatur lalu lintas, sambil meminta sumbangan tentunya. Diluar, ada gundukan tanah lumpur yang memenuhi badan jalan. Meluber sampai sekitar beberapa meter. Berbahaya karena membuat jalanan licin. Hmm…inilah longsor yang dimaksud tadi. Mengganggu perjalanan, namun masih bisa dilewati. Hatiku tenang…

Kurang lebih 1 KM, lagi-lagi sopir melambatkan laju kendaraan. Ada apalagi? Tanyaku dalam hati. Ternyata ada longsor lagi. Kali ini bongkahan batu seukuran ban truk yang ada di tengah jalan. Wow! Andaikan bongkahan batu itu terjatuh ketika ada yang melintas, tidak bisa kubayangkan apa yang akan terjadi. Kudongakkan kepalaku keatas, mencari darimana asal batu itu terjatuh. Namun diluar benar-benar gelap. Tak bisa kulihat apapun.
Perlahan mobil travel berhasil melewati bebatuan itu, bergantian dengan mobil-mobil lain di seberang jalan.

Akhir-akhir ini banyak terjadi bencana di Indonesia, banjir, gempa, gunung meletus, tanah longsor dan entah apalagi. Selama ini aku hanya melihat kejadian-kejadian itu hanya di koran atau di berita televisi. Membuka mata, tapi tidak membuka hati. Ada hikmah ketika aku harus mengalaminya sendiri. Bukan kejadian besar memang, tapi cukup membuatku bisa merasakan bagaimana perasaan saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah. Semoga tidak ada lagi rentetetan bencana lagi…Semoga…