07 Oktober 2009

Kesenjangan Gempa


Disebut juga seismic gap, merupakan kondisi tidak terjadi gempa hebat di zona rawan gempa untuk waktu yang panjang-biasanya lebih dari satu abad. "Inilah yang harus diwaspadai, karena berpotensi menjadi gempa besar", kata Cecep Subarya. Kesenjangan gempa antara lain terjadi di zona pertemuan lempeng di Selat Sunda dan di sekitar Kepualauan Mentawai.

  1. Mentawai, Gempa hebat terakhir yang terjadi pada tahun 1797 berkekuatan 8,2SR. Ahli paleotsunami pusat penelitian geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan bila energi yang tersimpan selama lebih dari 2 abad itu tersalurkan, kekuatan gempa bisa mencapai 8,9SR. Gempa Sumatera Barat pekan lalu bisa menjadi faktor pelemah kuncian pertemuan lempeng Australia dan Eurasia di Mentawai.
  2. Selat Sunda, Gempa hebat terakhir terjadi pada 1908 berkekuatan 8,3SR. Energi yang tersimpan diduga berkurang karena pada 4 September lalu terjadi gempa dengan kekuatan 5,6SR.
Berikut adalah daftar gempa terhebat sepanjang abad mulai dari ujung barat ke ujung timur Indonesia:
  • Aceh, 2004 (9,1 SR)
  • Nias, 1861 (8,5 SR)
  • Nias, 2005 (8,6 SR)
  • Kepulauan Pagai, 1883 (9,0 SR)
  • Pulau Enggano, 2000 (7,9 SR)
  • Bengkulu, 2007 (7,9 SR)
  • Yogyakarta, 2006 (7,7 SR)
  • Bali, 1917 (8,5 SR)
  • Maumere, 1992 (7,8 SR)
  • Laut Banda, 2006 (7,6 SR)
  • Laut Banda, 1838 (8,5 SR)
  • Laut Seram, 1965 ( 7,6 SR)
  • Manokwari, 2002 (7,6 SR)
  • Sorong, 2009 (7,6 SR)
Antara MITOS dan FAKTA:
kemunculan awan aneh, kadang mirip awan bekas pesawat jet, dianggap sebagai pertanda akan datang gempa. Setelah gempa besar, banyak kesaksian warga melihat awan tersebut sebelum gempa. Cecep Subarya mengatakan, sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa awan yang kerap disebut awan gempa itu merupakan pertanda bakal terjadi gempa. "Pernah ada penelitian, tapi tidak tuntas, mungkin karena belum menemukan petunjuk yang meyakinkan." katanya.

Sumber: Tempo



1 komentar:

Anonim mengatakan...

great... :)